Catatan Jemmy Ringkuangan Anak Kampung Akan Dampak Konflik Israel – Iran Geopolitik Global Bagi Sulut

0

SULUT – Tokoh Pemuda, Budayawan dan Birokrat Sulut Jemmy Ringkuangan atau kerap disapa JR memberikan catatan analisis terkait dampak Konflik geopolitik global seperti perang Rusia-Ukraina, Israel-Gaza, dan ketegangan Israel-Iran, termasuk sikap politik Rusia, jawaban AS dan negara Eropa.

JR yang juga jebolan Lemhanas ini menilai kondisi tersebut telah menimbulkan efek riak yang mencapai berbagai wilayah di Indonesia, termasuk kita yang ada di Provinsi Sulawesi Utara, bumi Nyiur Melambai (Sulut).

Berikut analisis JR dampaknya, sebagai berikut:

1. Dampak Ekonomi dan Harga Komoditas

Kenaikan harga minyak dan biaya logistik. Konflik di Timur Tengah telah menyebabkan lonjakan harga minyak dunia (Brent crude mencapai USD 75/barel) dan gangguan #rantai_pasok global. Bagi Sulut yang bergantung pada transportasi laut untuk distribusi barang, biaya logistik diperkirakan meningkat 10-15% karena kapal harus memutar melalui Afrika Selatan.

#Inflasi_lokal. Kenaikan harga BBM dan biaya transportasi akan berdampak pada harga sembako dan bahan bangunan di pasar-pasar tradisional di Sulut.

#Sektor_perikanan: Sulut sebagai penghasil ikan tuna dan cakalang mungkin menghadapi kenaikan biaya operasional kapal akibat harga solar yang meningkat.

2. Dampak pada Investasi dan Pariwisata

#Pariwisata_Bitung_Bunaken_Bolmong: Ketidakstabilan global membuat investor asing lebih berhati-hati, berpotensi menunda proyek-proyek infrastruktur pariwisata strategis di Sulut yang akan dikenal dengan 3 B (Bitung, Bunaken dan Bolmong). Kunjungan wisatawan mancanegara juga mungkin berkurang karena ketidakpastian ekonomi global.

#Pelabuhan_Bitung: Sebagai hub logistik Kawasan Timur Indonesia, aktivitas ekspor komoditas seperti kelapa dan cengkih mungkin terganggu oleh volatilitas nilai tukar dan biaya kontainer yang meningkat.

3. Dampak Sosial dan Politik

#Opini_publik: Masyarakat Sulut yang mayoritas Kristen mungkin menunjukkan solidaritas kuat terhadap korban konflik, terutama melalui gereja-gereja dan organisasi masyarakat adat di Minahasa dan Satal.

#Pengaruh #media_sosial: Maraknya konten pro-Palestina (93,7% dari 117 miliar postingan) berpotensi mempolarisasi opini di kalangan pemuda dan masyarakat Sulut. Tetapi kami berkeyakinan bahwa rakyat Sulut tidak akan terprovokasi disebabkan toleransi yang kuat dan mengakar di daerah ini, meski akan ada pembelahan yang tidak krusial.

4. Ketahanan Energi dan Pangan

#PLTU_di_Sulut: Kenaikan harga batu bara impor akibat konflik Rusia-Ukraina dapat meningkatkan biaya produksi listrik, jika tidak maka yang terjadi adalah pemadaman listrik secara terstruktur di wilayah Sulut demi efisiensi biaya oprasional.

#Ketahanan_pangan: Sulut yang mengimpor gandum dan pupuk mungkin menghadapi kenaikan harga akibat gangguan di Laut Hitam (Rusia-Ukraina) dan Selat Hormuz (konflik Iran), sehingga sangat penting penciptaan ketahanan pangan berbasis lokal.

5. Respons Pemerintah Daerah

#Anggaran_darurat: Pemprov Sulut perlu menyiapkan skenario penyesuaian APBD untuk mengantisipasi inflasi dan potensi kenaikan subsidi energi, termasuk alokasi anggaran untuk memperkuat ketahanan pangan lokal, secara khusus pemerintah kabupaten/kota di Sulut harus menyesuaikan dengan kebijakan pemerintah provinsi secara terstruktur dalam alokasi anggaran penguatan ketahanan pangan, sektor pertanian, peternakan dan perikanan.

#Diversifikasi_energi: Konflik ini memperkuat urgensi percepatan proyek energi terbarukan seperti PLTS di Likupang dan PLTA di Tondano .

#Rekomendasi: Pemprov Sulut perlu memperkuat kerja sama dengan pelaku usaha lokal, memantau harga pangan strategis, dan mengoptimalkan potensi pertanian lokal untuk mengurangi ketergantungan impor di tengah ketidakpastian geopolitik global.

Diakhir catatan JR menuliskan banyak hal tak terduga akan terjadi, butuh kesiapan pemerintah dan rakyat, kita butuh persiapan, strategi dan implementasi yang jitu.