Pengerjaan Jalan Mopolo-Powalutan Mangkrak, Sekprov : Objek Pembuangan Tambang Rakyat

0

SULUT – Pengerjaan jalan penghubung desa Mopolo dan desa Powalutan di Kecamatan Ranoyapo Kabupaten Minahasa Selatan yang menggunakan anggaran APBD Sulut di tahun anggaran 2024 ini mangkrak.

Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD Sulut Stela Runtuwene minta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulut beri perhatian khusus.

Pasalnya, menurut Srikandi Politisi Nasdem dari Daerah Pemilihan Minahasa Selatan – Minahasa Tenggara, jalan tersebut telah banyal memakan korban pengguna kendaraan roda dua dan empat.

Ini disampaikannya dalam pembahasan Perubahan APBD Tahun anggaran 2024 antara Banggar dan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Pemprov Sulut, Rabu (07/08/2024) di Ruang Paripurba DPRD Sulut.

“Saya berharap dianggaran perubahan ini, jalan tersebut sudah bisa diselesaikan, karena banyak sekali masyarakat yang lewat jalan itu, banyak yang kecelakaan Disana pak,”tegas Runtuwene.

Stella Runtuwene menyayangkan sikap Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Sulut yang terjesan acuh.

“Sudah disampaikan lewat Hearing. Berkali kali tapi tidak ada kejelasan Disana. Jadi saya harus lagi memperjuangkan dimeja ini, agar supaya pemerintah lebih memperhatikan masyarakat yang ada Disana, karena kita buat jalan namun stengah stengah hati,” ungkapnya.

Ia minta PUPR perhatikan ini, karena ini menyangkut kepentingan masyarakat.

“Yang ada itu masyarakat bukan membantu membelanjakan itu transportasi mereka disana, tetapi Mala membuat mereka celaka, banyak masyarakat Disana yang kecelakaan karena membuat jalan itu stengah stengah hati, cuman ditaru batu dan pasir padahal sudah tau jalan di sana itu turunan,”ucapnya.

Menanggapi ini, Sekretaris Provinsi (Sekprov) Sulut Steve Kepel selaku ketua tim TAPD beralibi dengan menyalahkan karena adanya aktifitas pertambangan rakyat disekitaran pengerjaan jalan tersebut.

“Saya garis bawahi, khusus untuk jalan Mopolo Powalutan itu sampai beringin, disisi kiri jalan, itu ada aktifitas penambang. Jalan tersebut tak pernah selamat, karena menjadi objek tempat pembuangan galian sisah penambang,”tegas Kepel.

Namun diakui Kepel, pengerjaan jalan dibeberapa titik masih ada yang belum ditangani.

“Memang betul ada beberapa yang belum tertangani sampai diberingin, dan mudah-mudahan dianggaran berikut akan kami tangani, karena memang ruas jalan tersebut cukup panjang termasuk dibeberapa tempat perlu dipasang gorong-gorong ataupun jembatan,” jelas Kepel.