Pengangguran Politik dan Si Buyun-Buyun Cari Empati

0

Catatan: BUDI SYAHRIL MAMONTO.SH

BOLTIM – SINDIRAN yang goblok  tidak akan menyakiti hati orang yang kita sindir, sebaliknya orang tersebut akan termotivasi untuk memperbaiki dirinya. Idelanya, dengan nada yang bijak, sindiran akan tersampaikan secara baik tanpa menyinggung siapapun.

Seperti kata-kata sindiran bijak yang dikemukakan oleh tokoh-tokoh negeri ini dengan sindiran yang sehat.  Sindiran tersebut mampu menggerakkan hati kita dalam menjalani problematika hidup dan membuat lebih peka terhadap kekeliruan yang dibuat. Terkadang hidup tak selalu berada pada titik bahagia. Ada saatnya kita mencapai titik terendah bahkan jadi pengemis dan pengangguran pokitikpun harusnya kita pikul  dengan banyak persoalan-persoalan hidup. Terkadang masalah-masalah yang kita hadapi membuat kita mengeluh bahkan  cari empati lewat curahan hati. Wahh…

Mengeluh lewat Media Sosial (Medsos) bukanlah solusi. Namun mengeluh bukanlah solusi terbaik untuk mengatasi persoalan kita. Mengeluh hanya akan membuat kita semakin larut dalam keterpurukan. Walau persoalan yang dihadapi sulit untuk diselesaikan, yang harus kita lakukan adalah menghadapi dan menyelesaikannya. Suntikan semangat tersebut dapat berupa dukungan dari orang-orang terdekat atau bacaan-bacaan yang dapat menumbuhkan semangat. Terkadang sindiran-sindiran yang kita dapatkan juga dapat memicu semangat kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Bahkan ada sindiran secara gamblang, lewat Medsos dengan kata-kata ajakan untuk membuat pondasi empati, ternyata bisa dirangkum mulutmu kualitasmu dan jari jemarimu adalah wujud kelemahanmu.

Saya,,, agak tertarik dan muak luar biasa yang di publis Kakanda saya pemilik akun UYUN PANGALIMA,  lewat Media Sosial,

“Singgai Mogi Adat Na’ dolom Jia ko Syara’a” seperti itulah kicauan kecil mantan pejabat , pendidik dan pengangguran politik tanpa arah. Yah,, kawan. Kemarin dua daerah tetangga Kabupaten Bolaang Mongondow Timur dan saudara Kembarnya Bolaang Mongondow Selatan, sedang merayakan HUT ke-14 yang jatuh pada hari Kamis 21 Juli 2022. Tentu untuk memeriahkan HUT di masing-masng Kabupaten beragam kegiatan dilaksanakan untuk mengenang jasa-jasa para tokoh pemekaran di masng-masing daerah. Menariknya, di dua daerah masing-masing meggelar beragam pagelaran untuk memeriahkan HUT masing-masing daerah, saya kutip untuk perayaan HUT ke-14 di Kabupaten Boltim yang melibatkan berbagai elemen Kepemudaan termasuk KNPI dan Karang Taruna patut di berikan nilai maksimal. Bahkan perayaan Festival Kabela, yang diawali dengan tarian Budaya Dana-dana  yang nota benenya meggali beragam Budaya dan kearifan lokal yang ada di Boltim dan Bolming Raya pada umunya, dimana ditampilkan lewat pentas massal , yang secara spontan diterima positif masyarakat Boltim.

Yah,,, pada puncak perayaan Hut Boltim malam itu, turut disaksikan cuaca yang bersahabat bahkan gemerlap bintang di langit menjadi saksi tanda suksesnya kegiatan puncak festival budaya di Boltim. Saya saya agak sumringah ketika kakanda Uyun Pangalima , bak seorang mantan pejabat dan pendidik memvonis kegiatan di malam itu adalah bentuk pelanggaran di MALAM JUM’AT.” Apa hubunganya dengan perayaan Hut Kabupaten dengan Malam Jum’at??,”. Yah,, saya bersepkulasi ternyata, saudara Uyun mungkin ingin cari kursi empuk yang sudah ditinggalkan ,  bahkan saya berpendapat ingin cari empati agar tidak Buyun-buyun lagi

“Kalau hidup sekadar hidup, babi di hutan juga hidup. Kalau bekerja sekadar bekerja, kera juga bekerja”.(Bersambung)