Herry Mamonto Sebut Pemberitaan Sepihak Kapal LCT Ancam Kepercayaan Investor dan Citra Bitung

0

BITUNG—Polemik mengenai dugaan aktivitas ilegal kapal jenis Landing Craft Tank (LCT) di Dermaga Indo Hong Hai, Bitung, Sulawesi Utara, kembali memanas setelah sejumlah media lokal memuat pemberitaan kontroversial terkait pemuatan pasir oleh kapal tersebut.

Namun tuduhan tersebut langsung dibantah oleh Herry Mamonto, pengawas lapangan dari pihak pemilik kapal, yang juga dikenal sebagai mantan wartawan tersebut.

Herry menyebut bahwa informasi yang dipublikasikan oleh beberapa media lokal tidak akurat dan tidak melalui proses verifikasi yang memadai. 

“Berita itu tidak berimbang, dan saya meragukan metode jurnalistik yang digunakan,” tegas Herry Mamonto.

Ia menambahkan bahwa material pasir yang diangkut melalui kapal LCT bukan hasil tambang ilegal, melainkan material resmi yang sudah memiliki dokumen lengkap. 

“Pasir itu digunakan untuk proyek pembangunan dermaga di Pulau Lembeh. Semua dokumen izin kami miliki dan siap ditunjukkan,” jelasnya.

Herry mengkritisi praktik pemberitaan yang dinilainya lebih bersifat menggiring opini ketimbang menyampaikan fakta. 

Menurutnya, media yang menulis berita tanpa konfirmasi justru bisa merusak iklim investasi dan memperburuk citra kota. 

“Kalau pemberitaan terus begini, investor akan lari. Kota ini bisa kehilangan kepercayaan,” ucapnya prihatin.

Ia menilai bahwa jurnalisme seharusnya menyentuh isu-isu yang lebih substansial dan berdampak luas, seperti penimbunan bahan bakar minyak, pencemaran limbah industri, atau konflik sosial. 

“Kenapa itu tidak dijadikan bahan investigasi? Kenapa malah sibuk mencari kesalahan satu-dua pihak yang justru sedang membangun? ujarnya penuh tanya.

Lebih jauh, Herry menyerukan agar para jurnalis kembali pada prinsip utama jurnalisme, menyajikan informasi akurat, berimbang, dan mencerahkan. 

Ia mengingatkan bahwa media yang hanya mencari sensasi dan menjadi alat kepentingan akan kehilangan kepercayaan publik.

“Kalau kita tidak hati-hati, media bisa berubah menjadi alat tekanan. Itu berbahaya bagi demokrasi lokal dan pembangunan daerah,” tandasnya.

Pernyataan Herry Mamonto ini membuka ruang diskusi yang lebih luas mengenai etika jurnalistik dan tanggung jawab media di tengah persaingan menarik investasi ke daerah seperti Bitung. 

Di saat kota tengah berupaya membangun dan membuka peluang ekonomi, peran media menjadi kunci dalam menjaga keseimbangan antara kritik konstruktif dan dukungan informasi yang faktual.