Setahun Pasca Erupsi Gunung Ruang, Pemerintah Dinilai Abai : Janji Bantuan Tak Kunjung Terealisasi
Warga terdampak bencana erupsi gunung ruang, Tagulandang keluhkan lambannya realisasi penyaluran bantuan.
SITARO – Tepat setahun sejak erupsi dahsyat Gunung Ruang, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, meluluhlantakkan tiga kampung di Pulau Ruang dan sejumlah wilayah di Pulau Tagulandang, ribuan warga terdampak masih hidup dalam ketidakpastian. Bantuan yang dijanjikan pemerintah pusat melalui Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Sitaro belum juga terealisasi, memicu kritik tajam dari berbagai kalangan masyarakat.
Ketua LSM Barisan Rakyat (Barak) Indonesia, Ivon Bawotong, mempertanyakan keseriusan pemerintah dalam menangani dampak bencana erupsi gunung ruang yang menimpa warga Tagulandang. “Ini sudah terlalu lama. Erupsi terjadi pada 30 April 2024, dan sampai hari ini bantuan belum juga turun. Di mana empati pemerintah?” tegas Ivon Bawotong, Rabu (30/4/2025).

Menurut Ivon, keterlambatan ini tidak hanya mencerminkan buruknya manajemen bencana, tetapi juga menambah penderitaan warga yang hingga kini masih menanti kejelasan nasib mereka. Ia mendesak pemerintah untuk segera membuka komunikasi langsung dengan para tokoh masyarakat, tokoh agama, dan warga terdampak guna menyampaikan secara transparan kendala serta rencana penyaluran bantuan.
“Masyarakat butuh kejelasan, bukan janji kosong. Sebaiknya diadakan pertemuan tatap muka langsung agar semua clear”, tukasnya.
Selain atensi dari eksekutif, Bawotong juga beharap persoalan mendapatkan perhatian serius dari pihak legislatif terlebih yang ada di dapil 3 Tagulandang.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Sitaro, Joy M Sagune, ketika dikonfirmasi terkait hal ini melalui telp maupun chatting wa, belum memberikan tanggapan.