Ketua TP-PKK Boltim Ajak Cegah Kekerasan Terhadap Perempuan
BOLTIM – Ketua TP-PKK Boltim, Ny. Ervina Budiman, S.Sos dalam sambutannya mengajak kepada semua pihak termasuk masyarakat maupun peserta yang hadir agar dapat menyamakan persepsi dalam mencegah dan mengawasi adanya tingkat kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Boltim.
“Saya yakini apabila ada sinergitas bersama antara semua pihak terkait dan stakeholder yang ada, maka akan mampu menekan angka kekerasan pada perempuan dan anak di Kabupaten Boltim. Untuk itu, saya mengajak kepada semua yang hadir untuk rembuk bersama dalam memerangi kasus kekerasan agar tidak terjadi,” ajak Seska.
Selain itu, Seska juga mengharapkan, agar kepada duta yang baru dilantik agar secara terus-menerus untuk melakukan sosialisasi baik secara umum dan dilingkungan masing-masing.
“Yang paling utama adalah sikap konsistensi kita dalam pemberantasan kekerasan terhadap perempuan dan anak. Disini, saya berharap agar para duta yang dilantik akan mampu mensosialisasikan secara masif dilapangan,” kata Seska.
Dalam kesempatan itu, Seska pun berpesan kepada para siswa agar dapat membatasi diri dalam penggunaan handphone atau gadget. Menurutnya, gadget ini dinilai penting namun perlu adanya pendampingan dari orang tua sebagai langkah pengawasan terhadap anak.
“Saya berharap, orang tua sebagai tempat anak pertama kali memperoleh pendidikan dapat mengantisipasi dampak negatif dari teknologi. Teknologi memang penting tapi ada tempat dan batasan untuk menggunakannya,” imbuh Seska.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Boltim, DR. Ir, Jeffry Sonny Warokka, P.hD saat membuka kegiatan tersebut menyampaikan berdasarkan data yang dilaporkan UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak, jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Boltim mencapai 84 kasus, diantaranya kasus perempuan 17 orang dan kasus anak 67 orang.
Menurutnya, kasus yang paling banyak menjadi korban adalah anak usia 13-17 tahun, termasuk usia sekolah SMP-SMA. Bahkan dari jumlah kasus tersebut, terbanyak didominasi oleh kasus kekerasan seksual dengan total 41 kasus yang terdiri dari 15 kasus Cabul dan 26 kasus persetubuhan.
“Untuk itu, saya berharap agar semua pihak terkait agar dapat bergerak cepat dalam rangka menekan angka kekerasan di Kabupaten Boltim. Hal ini dipandang harus menjadi perhatian bersama, sebab masalah kekerasan terhadap perempuan dan anak merupakan isu global yang sedang dihadapi semua negara, termasuk Indonesia yang saat ini masih memiliki angka kasus kekerasan yang cukup tinggi,” katanya.
Penulis : Budi S Mamonto