Masih Pampang Foto Pemimpin Lama, Sanny Kakauhe Minta Evaluasi Kinerja Kepsek SMP 5 Danowudu
BITUNG, Indo-news.id—Pasca kebakaran yang melanda salah satu gedung SMP Negeri 5 Danowudu, perhatian publik kian terarah pada temuan mengejutkan di ruang kelas yang masih terpampang foto-foto pemimpin lama.
Temuan ini terjadi ketika Wali Kota Bitung, Hengky Honandar SE, bersama Sekda Ir Ign Rudy Theno ST MT MAP dan Kapolres Bitung AKBP Albert Zai SIK MH meninjau lokasi sekolah yang terbakar.
Meski Kepala Sekolah SMP Negeri 5 Danowudu, Altje Kambey, telah memberikan klarifikasi bahwa dari 15 ruang kelas, hanya satu yang belum mengganti foto dengan potret resmi pimpinan baru, sorotan publik tetap tajam.
Kambey menegaskan tidak ada unsur kesengajaan, melainkan kelalaian dari wali kelas yang bersangkutan.
Namun, pemerhati Kota Bitung, Sanny Kakauhe, menilai hal ini tidak bisa dianggap remeh.
Ia menyebut peristiwa tersebut sebagai bentuk ketidakpatuhan yang fatal terhadap simbol kepemimpinan daerah.
Menurutnya, kondisi ini seharusnya disikapi dengan sanksi tegas kepada pihak yang bertanggung jawab.
“Mana bisa kelas lain sudah mengganti tetapi satu kelas tidak. Apalagi gedung itu aktif digunakan untuk proses belajar mengajar. Ini bukan kelalaian, melainkan kesengajaan. Saya mendorong agar Kepala Sekolah dan wali kelas diberi sanksi,” tegas Sanny Kakauhe, Kamis (25/9/2025)
Ia juga mengingatkan bahwa pemerintahan Sulawesi Utara maupun Kota Bitung saat ini sudah berjalan hampir tujuh bulan.
Dengan waktu yang cukup panjang, sekolah seharusnya tidak lagi menunda kewajiban administratif semacam ini.
Menurutnya, kelalaian yang dibiarkan dapat mencerminkan sikap tidak loyal terhadap pemerintahan yang sah.
Sementara itu, Kepala Sekolah Altje Kambey tetap menyampaikan permohonan maaf kepada pemerintah daerah dan menegaskan komitmennya terhadap kepemimpinan yang ada.
“Minta maaf, siap salah Pak. Sejak pelantikan saya sudah perintahkan wali kelas menggantikan potret pemerintah yang baru. Dari 15 kelas, ada satu kelas yang belum diganti, 14 kelas sudah. Tidak ada sama sekali unsur kesengajaan. Saya selalu menyatakan diri tetap loyal pada atasan siapapun pemimpin yang terpilih,” ujar Altje Kambey melalui pesan WhatsApp, Kamis (25/9/2025) pagi.
Meski ada klarifikasi dari pihak sekolah, desakan publik yang disuarakan oleh pemerhati seperti Sanny Kakauhe mencerminkan tuntutan agar tata kelola pendidikan di Bitung lebih disiplin.
Kasus ini bukan hanya menyangkut soal kelengkapan administrasi, tetapi juga simbol penghormatan terhadap legitimasi pemerintahan.
Sorotan ini kini menjadi ujian bagi pemerintah Kota Bitung, apakah akan menindaklanjuti desakan publik dengan memberikan sanksi atau cukup dengan teguran keras.
Yang jelas, peristiwa SMP Negeri 5 Danowudu telah membuka ruang diskusi mengenai pentingnya kepatuhan, loyalitas, dan ketertiban administrasi di lingkungan pendidikan.