Realisasi PAD Kota Bitung Semester Pertama 2025 Capai Rp49,8 Miliar Meningkat 21,85 Miliar Dibanding Tahun Lalu

0

BITUNG—Pemerintah Kota Bitung mencatatkan lonjakan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang cukup signifikan hingga semester pertama tahun 2025.

Berdasarkan data resmi yang dirilis Badan Pendapatan Daerah (Bapenda), per Juni 2025 PAD Bitung telah mencapai Rp49,89 miliar, meningkat lebih dari Rp21,4 miliar dibanding capaian periode yang sama tahun lalu sebesar Rp28,43 miliar.

Kenaikan sebesar 21,85 miliar rupiah atau sekitar 76,9 persen ini ditopang oleh dua sektor utama: Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan Pajak Barang dan Jasa Tertentu (PBJT).

Realisasi PBB melonjak tajam mencapai Rp10,65 miliar, dibandingkan Rp2,22 miliar pada tahun 2024, atau naik sebesar 53,33 persen. 

Ini menjadikan PBB sebagai kontributor tunggal terbesar dalam peningkatan PAD tahun ini. 

Menyusul di belakangnya, PBJT yang mencakup pajak hotel, restoran, tenaga listrik, hiburan, dan parkir menyumbang Rp18,1 miliar, naik dari Rp15,26 miliar tahun lalu.

Beberapa rincian menarik dari komponen PBJT menunjukkan bahwa, Pajak restoran dan katering menyumbang Rp3,04 miliar (naik 22,26%) Pajak hotel menyumbang Rp3,14 miliar (naik 12,31%) Pajak tenaga listrik menyentuh Rp11,46 miliar (naik 16,32%) Pajak parkir tumbuh signifikan sebesar 41,33% dibanding tahun lalu.

Namun, meski sektor pajak menunjukkan progres positif, retribusi daerah masih tertinggal jauh. 

Hingga Juni 2025, realisasi retribusi baru mencapai Rp1,98 miliar atau 12,49 persen dari target Rp15,92 miliar. 

Padahal tahun lalu saja di periode yang sama sudah tercapai Rp1,44 miliar. 

Ini menunjukkan peningkatan kecil sekitar 6,52 persen, namun masih jauh dari target yang ditetapkan.

Begitu pula dengan sektor PAD Lain-lain yang Sah yang baru mencapai 17,95 persen dari target, meskipun mengalami peningkatan dari tahun lalu sebesar 11,79 persen.

Sekretaris Daerah (Sekda) Ir Ign Rudy Theno ST MT MAP menyampaikan bahwa lonjakan ini adalah hasil dari peningkatan efisiensi pemungutan pajak serta edukasi dan sosialisasi bagi wajib pajak.

Namun tantangan tetap ada, terutama dalam peningkatan retribusi dan optimalisasi sumber PAD lainnya.

“Ini kemajuan yang patut diapresiasi, namun kita belum bisa berpuas diri. Fokus semester kedua adalah mengejar retribusi dan mendorong pemanfaatan aset daerah agar realisasi PAD bisa maksimal,” ujar Rudy Theno.