Komentar Tak Pantas Camat Ranowulu Soal ASN Sakit Bikin Heboh, Darma Baginda Desak Wali Kota Copot Rommy Kaloh
BITUNG—Dunia birokrasi Kota Bitung kembali dihebohkan oleh ulah tak pantas Camat Ranowulu, Rommy Kaloh.
Di tengah kondisi salah satu Aparatur Sipil Negara (ASN) Kota Bitung, Anderson Bukit, yang sedang sakit dan saat ini sudah meninggal dunia, Rommy malah melontarkan komentar yang dinilai tak berempati dan melecehkan.
Peristiwa ini bermula di WhatsApp Group Forkom Keasistenan I. Camat Madidir, Henry Benny Enoch, membagikan foto kondisi Anderson Bukit. Namun, bukannya menunjukkan simpati, Rommy Kaloh justru berkomentar:
“Sakit apa dia, kyapa depe muka rupa benjol² bagitu…Kage stouw ta tindisi dgn tenda,” tulis Rommy Kaloh.
Komentar ini langsung menyulut kemarahan. Banyak ASN dan masyarakat Kota Bitung menilai komentar tersebut sangat tidak berperasaan, apalagi ditujukan kepada rekan seprofesi yang tengah berjuang melawan penyakit.
Pemerhati Kota Bitung, Darma Baginda, bahkan menyerukan pencopotan Rommy Kaloh dari jabatannya.
“Pejabat yang tidak berempati terhadap penderitaan orang lain, apalagi sesama ASN, sebaiknya diberhentikan dari jabatannya. Ini sangat mencoreng nama baik birokrasi,” tegas Darma.
Namun, saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, Rommy Kaloh memberikan klarifikasi.
Ia menyatakan bahwa kejadian tersebut adalah hasil kesalahpahaman. Menurut Rommy, saat itu dirinya mengira Anderson Bukit masih dalam kondisi sakit, bukan sudah meninggal dunia.
“Selamat pagi, terkait hal ini, tadi malam Pak Jack Nanuru dan Pak Benny Anthoni sudah menghubungi saya dan saya sudah klarifikasi. Itu pembicaraan di GWA Forum Komunikasi Keasistenan 1. Saat Camat Madidir kirim foto, teman Camat Aertembaga juga berkomentar ‘pirua, semoga cepat sembuh’. Saya pun tidak memperhatikan bahwa teman kami, Ander, sudah meninggal. Setelah sadar, komentar langsung dihapus dan diganti ucapan turut berdukacita. Tapi sayangnya, sudah ada yang lebih dulu screenshot,” ungkap Rommy Kaloh.
Rommy menegaskan tidak ada maksud untuk melecehkan atau tidak berempati, dan mengakui kekhilafan karena kurang teliti terhadap situasi saat itu.
Meski demikian, insiden ini tetap mencoreng citra aparatur pemerintahan Kota Bitung.
Publik kini menunggu apakah pimpinan daerah akan mengambil tindakan tegas untuk menjaga marwah birokrasi, atau membiarkan sikap tak sensitif ini berlalu begitu saja.