Capaian Kunjungan ke Posyandu Rendah! Sekda Tegur Dinkes Kotamobagu
KOTAMOBAGU – Sekretaris Daerah (Sekda) Kotamobagu, Sofyan Mokoginta, telah menyuarakan keprihatinannya terkait kurangnya persentase kunjungan Dinas Kesehatan ke Posyandu dalam upaya percepatan penanganan stunting.
“Persentase capaian kunjungan ke Posyandu oleh Dinas Kesehatan baru 40 persen lebih, ini sangat rendah. Ada apa ini? Pemerintah wajib memberikan akses pelayanan terhadap masyarakat dalam berbagai bidang itu 100 persen harusnya. Kalau capaian layanan kita baru 40an persen ini masih sangat jauh. Bagaimana percepatan penanganan stunting bisa teratasi kalau kunjungan ke Posyandu saja masih sangat rendah. Ini masalah yang serius sehingga perlu upaya lebih untuk meningkatkan kunjungan ini,” kata Sofyan pada kegiatan Diseminasi dan Rencana Tindak Lanjut Hasil Kajian dan Analisa Kasus Stunting di Hotel Sutan Raja Kotamobagu, Kamis (2/11/2023).
Dikatakannya, tahun 2024 pemerintah pusat menetapkan target stunting sebesar 14 persen dalam RPJMN. Sementara di Kotamobagu berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), persentase stunting masih mencapai 22,9 persen pada tahun 2022.
“Ini berkali-kali saya ingatkan dalam pertemuan tentang penanganan stunting, bahwa Kotamobagu masih sangat jauh dengan target pemerintah pusat lewat RPJMN yaitu 14 persen pada tahun 2024. Kita butuh upaya dan kerja keras secara bersama dari perangkat daerah yang didukung berbagai elemen masyarakat,” jelasnya.
Sofyan juga mengungkapkan bahwa data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) Kota Kotamobagu menurun dari tahun ke tahun. Data e-PPGBM ini memiliki keunggulan karena merupakan data akurat berdasarkan nama dan alamat, sehingga sangat memudahkan dalam melakukan intervensi penanganan stunting, karena sasarannya jelas.
“Ini tentu berkat kerja keras berbagai pihak dalam melakukan pengukuran terhadap sasaran balita yang pada tahun 2023 ada sebanyak 7.248. Dimana pada bulan Agustus sudah mencapai 89,4 persen. Ini saya minta agar bisa terus dimonitoring dan dievaluasi. Dengan begitu, pola intervensi kita akan tepat sasaran,” ungkapnya.
“Kepada para camat, lurah, dan sangadi, saya juga minta agar proaktif untuk kerjasamanya dalam penanganan stunting di wilayah masing-masing,” tambahnya.(Syarip).