Strategi P4GN BNN Bitung Jawab Ancaman Narkotika Modern
BITUNG, Indo-news.id — Dinamika ancaman narkotika di Indonesia, termasuk di Kota Bitung, terus menunjukkan kompleksitas yang semakin tinggi.
Perkembangan modus peredaran gelap, kemunculan narkotika jenis baru atau New Psychoactive Substances (NPS), serta jaringan kejahatan yang semakin terorganisir menjadi tantangan serius bagi negara.
Kondisi ini menuntut Badan Narkotika Nasional (BNN) sebagai leading institution dalam Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) untuk terus adaptif, inovatif, dan responsif terhadap perubahan zaman.
Kepala BNN Kota Bitung, Kompol Widarsono SH MH, dalam keterangan pers di Kantor BNN Kota Bitung, Senin (22/12/2025), menegaskan bahwa penguatan strategi P4GN di daerah dilaksanakan sejalan dengan arah kebijakan nasional Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto.
Pemberantasan narkoba menjadi bagian penting dari butir ketujuh Asta Cita, sekaligus selaras dengan visi dan misi Gubernur Sulawesi Utara terkait pemberantasan korupsi, kolusi, nepotisme, dan narkoba.
“BNN Kota Bitung mengimplementasikan kebijakan Kepala BNN RI Komjen Pol Suyudi Ario Seto melalui lima strategi utama, yaitu pencegahan, pemberantasan, rehabilitasi, sinergi nasional dan internasional, serta penguatan riset dan teknologi,” ujar Kompol Widarsono.
Ia mengungkapkan, berdasarkan survei BNN RI, prevalensi penyalahgunaan narkotika secara nasional mengalami peningkatan signifikan dari 1,73 persen pada 2023 menjadi 2,11 persen pada 2025.
Data ini menjadi alarm serius bagi seluruh pemangku kepentingan, baik di tingkat pusat maupun daerah, untuk memperkuat langkah-langkah preventif serta penanganan terpadu hingga ke lapisan masyarakat paling bawah.
Pada bidang Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat (P2M), BNN Kota Bitung telah membentuk 10 Kelurahan Desa Bersinar.
Salah satunya adalah Kelurahan Pakadoodan yang ditetapkan sebagai Desa Bersinar 2025.
Program ini mengintegrasikan upaya pencegahan, rehabilitasi, dan pemberdayaan masyarakat berbasis komunitas dengan melibatkan pemerintah daerah, perangkat kelurahan, serta elemen masyarakat.
Di sektor pendidikan, BNN Kota Bitung menghadirkan inovasi Program SiNabung atau Si Biru Menabung yang menitikberatkan pada penguatan karakter siswa sejak dini.
Selain itu, Program CafE-Ling Bersinar rutin digelar di ruang publik seperti Car Free Day dengan memadukan edukasi bahaya narkoba, pemeriksaan kesehatan, serta layanan konsultasi rehabilitasi.
Hingga saat ini, program tersebut telah menjangkau sekitar 4.220 warga Kota Bitung.
Program Pendidik Sebaya Anti Narkotika juga menunjukkan hasil positif.
Sebanyak 10 siswa dari lima SMP di Kelurahan Bersinar dilatih sebagai tutor sebaya dan telah menjangkau sekitar 674 pelajar.
Sementara itu, kegiatan sosialisasi P4GN sepanjang 2025 menyentuh 4.977 orang, serta diseminasi media luar ruang menjangkau lebih dari 31.120 warga.
Dalam bidang Pemberantasan, BNN Kota Bitung sepanjang 2025 telah melaksanakan Asesmen Terpadu terhadap enam tersangka penyalahguna sabu.
Penanganan dilakukan melalui rehabilitasi rawat inap, rehabilitasi di lembaga pemasyarakatan, hingga proses hukum lanjutan.
Patroli terpadu bersama instansi terkait juga terus digencarkan untuk menekan peredaran gelap narkotika.
Sementara pada bidang Rehabilitasi, BNN Kota Bitung melalui Klinik Pratama telah merehabilitasi 20 klien, menerbitkan 103 Surat Keterangan Hasil Pemeriksaan Narkotika (SKHPN), serta meraih akreditasi Paripurna.
Klinik ini juga mencatat Indeks Kepuasan Masyarakat sebesar 3,61 dengan kategori sangat baik dan Indeks Kapabilitas Rehabilitasi 3,53 atau terkelola.
Tak kalah penting, tata kelola organisasi dan keuangan BNN Kota Bitung juga menunjukkan capaian sangat baik.
Nilai Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran tercatat 100 persen, prediksi serapan anggaran 99,75 persen, dan Nilai Kinerja Anggaran 98,68 persen.
Upaya pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi terus diperkuat sebagai komitmen pelayanan publik yang bersih dan profesional.
“Perang melawan narkoba tidak bisa dilakukan sendiri. Dibutuhkan soliditas, integritas, dan sinergitas seluruh elemen masyarakat. Semangat War on Drugs for Humanity menjadi landasan kami dalam melindungi masa depan generasi bangsa,” tutup Kompol Widarsono.
