ALFI ILFA Siap Bertindak Jika Layanan Terminal Peti Kemas Bitung Tak Diperbaiki

0

BITUNG—Dukungan penuh terhadap program Gubernur Sulawesi Utara Mayjen TNI (Purn) Yulius Selvanus SE untuk menjadikan Pelabuhan Bitung sebagai pelabuhan perdagangan internasional mendapat ancaman serius.

Bukan dari luar, melainkan dari dalam. Kerusakan sistem layanan dan lambannya infrastruktur di Terminal Peti Kemas Bitung (TPB) dinilai menjadi batu sandungan besar.

Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) / Indonesia Logistics and Forwarders Association (ILFA) Sulawesi Utara menyampaikan kekecewaan mendalam atas kondisi yang semakin memperburuk arus distribusi barang, terutama dalam aktivitas bongkar muat di TPB Bitung.

“Normalnya proses bongkar muat hanya dua hari, sekarang bisa sampai enam hari. Ini merugikan pelayaran, pemilik kapal, bahkan pelaku usaha pengiriman barang seperti kami,” tegas Helky Godiman dan Linus Riandy, pengurus ALFI/ILFA Sulut saat ditemui di salah satu rumah kopi di Bitung, Rabu (4/6/2025).

Dampaknya kini merambat luas. Banyak pemilik kapal mempertimbangkan mengurangi frekuensi sandar di Pelabuhan Bitung.

Beberapa perusahaan pengiriman bahkan melaporkan potensi kerugian akibat keterlambatan kontainer, khususnya dalam pengiriman ikan segar yang sangat sensitif terhadap waktu.

“Bayangkan ikan yang sudah dibeli tidak bisa langsung dikirim karena pelayanan di TPB terhambat. Ini bukan hanya rugi secara ekonomi, tapi juga mencederai kepercayaan pembeli di pasar ekspor,” lanjut pengurus ALFI/ILFA tersebut.

Tak hanya itu, para sopir kontainer juga terkena imbas.

Dari biasanya bisa melayani 2-3 kontainer dalam sehari, kini hanya bisa satu, bahkan sering nihil karena tidak ada pelayanan sama sekali.

ALFI/ILFA menilai persoalan ini sudah melewati batas toleransi dan mengancam perekonomian Bitung.

“Kalau tidak ada perbaikan nyata dalam waktu dekat, kami akan menggelar aksi sebagai bentuk protes. Ini tidak main-main. Kami mendukung program Gubernur, tapi jangan sampai visi besar beliau gagal hanya karena buruknya sistem pelayanan pelabuhan,” tandas pengurus ALFI/ILFA lainnya.

Para pelaku logistik dan forwarder berharap Pemprov Sulut dan Kementerian Perhubungan segera mengambil langkah tegas terhadap operator TPB Bitung.

Mereka meminta audit menyeluruh terhadap manajemen dan sistem operasional pelabuhan serta pemenuhan infrastruktur dasar yang mendukung kelancaran logistik.

“Kalau Bitung mau jadi pelabuhan ekspor internasional, maka pelayanannya juga harus internasional,” tegas mereka.