Badan Geologi Edukasi Mitigasi Bencana 

0

BITUNG, Indo-news.id — Badan Geologi melalui Balai Pemantauan Gunung Api dan Mitigasi Bencana Gerakan Tanah (PGAMBCT) Sulawesi Maluku melaksanakan sosialisasi mitigasi bencana di Kota Bitung, Selasa (9/12/2025). 

Kegiatan yang dipusatkan di Fave Hotel tersebut menjadi ajang penting untuk memperkuat pemahaman dan kesiapsiagaan berbagai unsur masyarakat menghadapi potensi bencana geologi yang ada di wilayah Bitung.

Sosialisasi ini dihadiri jajaran Forkopimda, para kepala dinas, camat, lurah, TP PKK, Kepala BMKG, perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Kota Bitung, LSM, tokoh masyarakat, hingga wartawan.

Kehadiran beragam elemen tersebut menunjukkan bahwa mitigasi bencana merupakan tanggung jawab bersama seluruh lapisan masyarakat.

Mewakili Wali Kota Bitung, Staf Ahli Bidang Pemerintahan Dr. Jefry Wowiling menyampaikan apresiasi kepada Badan Geologi atas terselenggaranya kegiatan ini.

Wowiling menegaskan bahwa Kota Bitung merupakan daerah dengan keindahan alam sekaligus tantangan geologis signifikan. 

Mulai dari aktivitas gunung api, potensi gerakan tanah, gelombang tinggi di wilayah pesisir, hingga ancaman tsunami.

“Pemahaman tentang mitigasi menjadi hal yang sangat penting untuk menjaga keselamatan masyarakat. Sebagai daerah pesisir sekaligus kawasan industri dan jalur logistik, kesiapan menghadapi potensi bencana harus menjadi prioritas,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Balai PGAMBCT Sulawesi dan Maluku, Juliana D.J. Rumambi, ST, menjelaskan bahwa Sulawesi Utara termasuk provinsi yang sangat rawan bencana geologi. 

Dari empat matriks bencana yang ada gunung api, gerakan tanah, gempa bumi, dan tsunami, balai saat ini fokus menangani dua di antaranya, yaitu gunung api dan gerakan tanah.

Juliana mengungkapkan bahwa sosialisasi mitigasi bencana tahun 2025 dilaksanakan di empat daerah, dan Kota Bitung menjadi salah satu lokasi prioritas. 

Hal ini mengingat adanya potensi bahaya gunung api serta ancaman gerakan tanah di sejumlah titik rawan. 

“Kami berharap aparat TNI/Polri, kelurahan, dan kecamatan turut menjaga keamanan peralatan pemantauan yang terpasang di wilayah Bitung. Kerusakan atau kehilangan perangkat dapat mengganggu akurasi data dan analisis aktivitas kegempaan,” jelasnya.

Juliana juga memperkenalkan tim pengamat gunung api yang bertugas di Kota Bitung. Ia membuka peluang bagi masyarakat dengan latar belakang pendidikan yang sesuai untuk mengikuti seleksi calon pengamat gunung api pada penerimaan CPNS mendatang, sebagai upaya menambah kapasitas personel pemantauan di daerah rawan.

Kegiatan sosialisasi berlangsung interaktif dengan penyampaian materi dari sejumlah narasumber disertai sesi tanya jawab. 

Peserta diberikan penjelasan terkait langkah-langkah mitigasi, cara membaca potensi bahaya, serta pentingnya kolaborasi antara pemerintah, aparat, masyarakat, dan dunia usaha dalam mengurangi risiko bencana geologi di Kota Bitung.