Sektor Perkebunan Sulut Dilirik Prabowo,Terima 41 Ribu Hektar Bibit,Schramm : Sinergitas Dahsyat Yulius Selvanus Dengan Prabowo

0

SULUT – Pasca Gubernur Yulius Selvanus berhasil perjuangkan nasib penambang rakyat dengan mendapatkan ijin wilayah pertambangan rakyat (WPR) dengan luasan 141 blok ijin pertambangan rakyat (IPR), kini presiden RI Prabowo Subianto berikan jatah bibit kelapa untuk 41 ribu hektar lewat kementrian pertanian.

Ketua fraksi Gerindra DPRD Sulut Louis Carl Schramm tegaskan bahwa ini pembuktian sinergitas yang dahsyat antara Gubernur Yulius Selvanus terhadap Presiden RI Prabowo Subianto yang berkomitmen membangun bangsa dan perhatian terhadap Sulut.

“Semua lini dan sektor di Nyiur melambai ini akan mendapatkan sentuhan untuk dibangun kesejahteraan masyarakat. Ini berkah bagi Sulut dan kesempatan seperti ini sulit didapatkan,”ucap Schramm yang juga ketua Gerindra Manado,Sabtu (13/09/2025).

Menurut Schramm, kebagian bibit perkebunan untuk 41 ribu hektar adalah rekor terbesar selama ini.

“Seperti apa yang disampaikan Menteri Pertanian Andi Amran, perintah presiden anggaran bibit se indonesia 800 ribu hektar sebesar 10 triliun, khusus Sulut disiapkan bibit untuk 41 ribu hektar terbesar sejarah indonesia,”ucap Schramm.

Schramm yang juga wakil ketua Komisi IV ini yakin bahwa Gubernur Yulius Selvanus dengan dukungan penuh Presiden RI Prabowo Subianto akan membuat inovasi dan terobosan fantastis untuk memajukan Sulut dan sejahterakan Masyarkat.

“Saya yakin banyak terobosan yang akan dibuat, bayangkan saja, belum setahun kepemimpinan Gubernur Yulius Selvanus, Sulut sudah mendapatkan sentuhan luar biasa demi pembangunan dan kesejahteraan warga Sulut,”lugas Schram.

Untuk diketahui, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan komitmen pemerintah dalam memperkuat sektor perkebunan di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), guna meningkatkan kesejahteraan petani.

Menurutnya, pengembangan perkebunan memiliki potensi besar menyerap tenaga kerja dan membuka ruang hilirisasi untuk mendorong nilai tambah produk lokal.

“Kita sedang fokus garap sektor perkebunan di seluruh Indonesia. Bapak Presiden meminta agar hilirisasi dipercepat, termasuk program replanting dan pengembangan.

Khusus Sulawesi Utara, kami menyiapkan benih dan bibit untuk 41 ribu hektare. Ini bantuan terbesar sejak Indonesia merdeka,” kata Mentan Amran usai memberi arahan pada Rakor Hilirisasi Perkebunan se Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) di Kantor Gubernur Sulut di Kota Manado pada Jumat, 12 September 2025.

Amran menambahkan Sulut memiliki potensi besar untuk menjadi provinsi terdepan di Indonesia melalui pengembangan sektor perkebunan, khususnya kelapa, pala, kopi, dan kakao. Dan hilirisasi menjadi kunci agar potensi besar perkebunan Sulut memberi manfaat lebih luas bagi masyarakat.

“Sulawesi Utara harus menjadi provinsi terdepan di Republik Indonesia. Mari kita bergerak bersama memanfaatkan potensi yang ada. Jika perkebunan ini dikapitalisasi dari hulu hingga hilir, maka tidak ada lagi cerita pengangguran. Ini bisa jadi lapangan kerja baru, baik di on farm maupun di hilirisasinya,”tambah Amran.

Ia mengingatkan bahwa komoditas kelapa saat ini sedang booming di pasar dunia karena tidak bisa tumbuh di banyak negara, sementara Indonesia memiliki keunggulan iklim tropis. Permintaan dari negara tetangga seperti Malaysia yang mencapai 400 ribu ton per tahun, serta tren konsumsi global yang bergeser dari susu hewani ke produk turunan kelapa, membuka peluang besar bagi petani Sulut.

“Kelapa ini jangan dianggap enteng. Eropa tidak bisa tanam kelapa, China juga tidak bisa. Indonesia berada di garis khatulistiwa, ini keunggulan besar. Maka hilirisasi harus dilakukan di sini, jangan lagi jual bahan mentah. Dengan begitu, nilai tambah akan dinikmati langsung oleh masyarakat Sulawesi Utara,”ujarnya.

Selain kelapa, Kementerian Pertanian (Kementan) juga mendorong pengembangan produk perkebunan lainnya dengan optimal sesuai kabupaten yang sudah didata. Mentan Amran mencontohkan potensi pala asal Sulut yang memiliki harga tinggi di pasar dunia.

“Di sini harganya Rp70 ribu per kilo, padahal di luar negeri bisa mencapai Rp100 ribu hingga Rp200 ribu. Karena itu, kami sudah siapkan 15 ribu hektare untuk pengembangannya, dan bila perlu kita tambah,”kata Amran.

Bersamanan dalam sambutan Gubernur Sulut, Yulius Selvanus yang dibacakan Wagub Sulut, Victor Mailangkay mengatakan menegaskan bahwa ketersediaan pangan di daerah dalam kondisi aman dan pemerintah daerah terus memperluas lahan pertanian guna mendorong produktivitas.

“Ketersediaan komoditas pangan strategis di daerah ini sangat memadai, sehingga kami dapat memastikan stok pangan mencukupi kebutuhan masyarakat. Untuk mendorong sektor ini, Pemprov Sulut telah mengambil langkah komprehensif dalam perluasan wilayah pertanian. Pada tahun 2025 ini, tren produksi berbagai komoditas juga menunjukkan peningkatan,”kata Victor.

Victor menambahkan sektor perkebunan Sulut menjadi kekuatan utama dengan total area 403.539 hektare, didominasi oleh komoditas kelapa, cengkih, pala, kakao, kopi, dan vanili.

“Kelapa sebagai komoditas utama memiliki area 264.550 hektare. Namun sekitar 20 ribu hektare di antaranya sudah tua dan membutuhkan peremajaan. Hal ini menjadi prioritas mengingat permintaan pasar terus meningkat. Tahun 2024, ekspor komoditas perkebunan Sulut mencapai Rp2,5 triliun, didominasi kelapa dan produk turunannya,”tambah Victor.

Wakil Gubernur menegaskan bahwa hilirisasi menjadi strategi kunci dalam meningkatkan kesejahteraan petani. Menurutnya, petani tidak boleh hanya menjual hasil mentah, melainkan perlu didorong agar produk pertanian memiliki nilai tambah.

Untuk itu, pemerintah daerah tengah mengupayakan diversifikasi produk, penguatan kemitraan dengan industri, perluasan akses pasar, serta peningkatan mutu dan keamanan pangan sebagai bagian dari strategi percepatan kesejahteraan rakyat.

“Penerapan good handling practice dan good manufacturing practice penting untuk meningkatkan daya saing hasil pertanian di pasar global. Dukungan penuh Kementan melalui program dan fasilitasi investasi diharapkan mampu memastikan manfaat hilirisasi dirasakan langsung oleh petani,” tutup Victor.